EMANUELA MEGO, NAWA (2025) SANKSI ADAT “KOGA” TERHADAP PELAKU LA’A SALA DI DESA MANUBHARA KECAMATAN INERIE KABUPATEN NGADA (STUDI KASUS DI WILAYAH ADAT TOLOLELA). Skripsi thesis, UNIVERSITAS FLORES.
|
Text (COVER)
COVER.pdf Download (1MB) |
|
|
Text (BAB I)
BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (569kB) | Request a copy |
|
|
Text (BAB II)
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (498kB) | Request a copy |
|
|
Text (BAB III)
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (627kB) | Request a copy |
|
|
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (496kB) | Request a copy |
|
|
Text (BAB V)
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (384kB) | Request a copy |
|
|
Text (LAMPIRAN)
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK EMANUELA MEGO NAWA, NIM: 2021110920, SANKSI ADAT “KOGA” TERHADAP PELAKU LA’A SALA DI DESA MANUBHARA KECAMATAN INERIE KABUPATEN NGADA ( STUDI KASUS DI WILAYAH ADAT TOLOLELA) Koga adalah sebuah bentuk sanksi adat yang memiliki kedudukan sangat penting dalam kehidupan masyarakat adat, khususnya di Desa Manubhara, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada. Secara sederhana, koga dapat diartikan sebagai pengusiran, yaitu tindakan mengeluarkan seseorang atau sekelompok orang dari kampung adat mereka akibat telah melakukan pelanggaran yang dianggap sangat berat, merusak, dan mencemarkan nama baik kampung, keluarga besar, serta menodai kehormatan nilai-nilai adat yang dijaga secara turun-temurun. Tujuan peneliti ingin mengetahui dan memperluas wawasan dibidang hukum adat tentang bagaimana sanksi adat “koga terhadap pelaku la’a sala. Serta faktor-faktor apa saja sehingga sanksi tidak dilaksanakan. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis sosiologis, dimana pendekatan ini bertujuan melihat bagaimana sanksi adat bagi pelaku la’a sala di Desa Manubhara Kecamatan Inerie Kabupaten Ngada. Hasil penelitian bahwa pelaku la’a sala belum melaksanakan kewajiban dalam menyelesaikan sanksi adat yang diberikan yang terjadi di Desa Manubhara. Kewajiban menyediakan kerbau untuk upacara pembersihan dan penerimaan kembali merupakan suatu rangkaian upacara adat untuk membersihkan kembali diri atas apa yang telah diperbuat oleh pelaku. Tidak dijalaninya sanksi adat yang telah diberikan merupakan perilaku yang bertentangan dengan kebiasaan atau hukum adat setempat. Dan adapula faktor kurangnya kesadaran dari diri pelaku sehingga sanksi tidak dilaksanakan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Sanksi adat koga atau pengusiran merupakan bentuk hukuman adat yang diberlakukan kepada pelaku perkawinan sedarah (la’a sala) yang terjadi di Desa Manubhara, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada. Penerapan sanksi adat koga memiliki beberapa tujuan penting. Pertama, sebagai bentuk perlindungan terhadap tatanan nilai dan norma adat agar tetap dihormati dan dijaga oleh seluruh anggota masyarakat. Kata kunci: sanksi adat
| Item Type: | Thesis (Skripsi) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | Kata kunci: sanksi adat |
| Subjects: | H Ilmu Hukum > Hukum dan Perkembangan Masyarakat |
| Divisions: | Fakultas Hukum > Program Studi Ilmu Hukum |
| Depositing User: | perpus takaan uniflor |
| Date Deposited: | 28 Oct 2025 02:27 |
| Last Modified: | 28 Oct 2025 02:27 |
| URI: | http://180.250.177.156/id/eprint/4125 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
